Oleh: psikologi2009 | April 27, 2011

PSIKOLOGI: Pribadi Kuper Itu yang Bagaimana, Sih?

DALAM kehidupan sehari-hari tentu kita pernah mendengar istilah “kuper”, yaitu kurang pergaulan. Persepsi umum mengatakan bahwa kuper merupakan pribadi yang sedikit teman dan tak bisa menyesuaikan diri dengan situasi sekitarnya. Benarkah demikian? Apakah ciri-ciri kuper? Yang pasti, kuper tidak berarti orang yang pendiam. Tidak berarti orang yang suka menyendiri.

Apakah kuper itu?

Secara umum, kuper atau kurang bergaulan adalah seseorang yang kurang gaul. Kurang mampu mencari sahabat baru, kurang mampu tampil sebagai seseorang yang menyukai pergaulan dan sekaligus kurang menyenangkan dalam pergaulan dan cenderang dijauhi orang .

Apakah ciri-ciri kuper?

Secara umum, ciri-ciri kuper bisa diketahui secara dari perilaku mereka:

1.Mudah menyalahkan

2.Terburu memberi komentar tanpa memahami masalahnya terlebih dulu

3.Suka memaksakan pendapat

4.Cenderung selalu membantah pendapat orang lain yang benar

5.Suka menasehati orang lain tanpa diminta

6. Senang menggurui orang lain

7.Memandang orang lain tidak tahu, tidak memahami dan tidak merngerti

8.Objek pembicaraannya melompat-lompat dari satu hal ke hal lain dengan cepat

9.Kalau tidak mengerti, enggan untuk bertanya

10.Bersikap snob (sok tahu, sok mengerti dan sok pandai)

1.Mudah menyalahkan

Contoh:

Ketika Sii A bercerita ke Si B bahwa dia akan membuka usaha di bidang fiberglass, maka Si B langsung menyalahkan Si A. katanya, usaha Si A akan mengganggu para tetangga, mengganggu kesehatan dan sisa bahan-bahan kimia yang dibuang ke tanah akan merusak kualitas air tanah. Padahal, Si A akan membuka fiberglass tidak di perumahan, melainkan menyewa tanah kosong jauh dari permukiman di luar wilayah Kota Bogor. Masalah lingkungan juga dipertimbangkan.

2.Terburu memberi komentar tanpa memahami masalahnya terlebih dulu

Si A bercerita ke Si B, bahwa dia tak lagi kerja di BUMN dan beralih ke perusahaan konsultan manajemen yang gajinya 9 (sembilan) kali lebih tinggi dan fasilitas sangat memuaskan. Si B langsung menyalahkan keputusan Si B dan mengatakan Si A bodoh sebab bekerja di BUMN masa depannya terjamin. Padahal, Si A keluar dari BUMN karena lingkungan kerjanya bersifat korup dan karena Si A tidak ingin kerja di lingkungan “sistem kotup”, maka lebih terhormat baginya untuk kerja di tempat lain.

3.Suka memaksakan pendapat

Si A bercerita ke Si B, bahwa dia sering ke Pamulang, ke tempat pembuatan produk-produk yang terbuat dari fiberglass. Si B langsung membantah dan mengatakan bahwa di Pamulang tidak ada tempat pembuatan produk-produk dari bahan fiberglass. Itu diucapkan berkali-kali dengan nada memaksa. Padahal, Si A memang benar-benar tahu dan pernah ke ttempat itu.

4.Cenderung selalu membantah pendapat orang lain yang benar

Si A mengatakan bahwa tidak benar Tuhan menciptakan langit dan seisinya dalam waktu 6 (enam) masa (6 hari atau 6 periode atau 6 tahap) sebab Tuhan tidak terikat oleh ruang dan waktu. Namun Si B langsung membantah dan menunjukkan terjemahan salah satu ayat Al Qur’an yang nyata-nyata tercetak kalimat bahwa Tuhan menciptakan langit dan seisinya dalam waktu 6 masa. Si A yang memahami bahasa metafisika tentu tahu bahwa, terjemahan Al Qur’an menggunakan “bahasa umum” dan bukan “bahasa metafisika” sebab tidak semua orang faham ilmu metafisika.

5.Suka menasehati orang lain tanpa diminta

Si A merupakan pribadi yang mandiri. Tiap ada masalah dia selalu menyelesaiakan sendiri sejauh itu masih dalam batas-batas kemampuannya. Suatu saat Si A punya masalah. Tanpa dimintga, Si B langsung menasehati harus begini-begitu. Padahal, Si A sudah tahu solusi yang paling tepat. Sesungguhnya Si A lebih cerdas dibandingkan Si B.

6. Senang menggurui orang lain

Si A suka melakukan menciptakan produk-produk inovasi. Antara lain menciptakan kanopi motor. Suatu hari Si A ke toko acrylic uuntuk dijadikan bahan kanopi motor versi ke-4. Dan bahan itu langsung dipasang di motornya untuk kemudian akan diproses di rumah. datanglah Si-B. langsung menggurui.Harus mempertimbangkan aerodinamikalah, ergonomilah, antropometrilah,estetikalah….dll. Padahal, Si B tidak tahu kalau Si A sudah banyak pengalaman membuat kanopi motor sedangkan Si B samasekali tidak punya pengalaman membuat kanopi motor.

7.Memandang orang lain tidak tahu, tidak memahami dan tidak mengerti

Si A memang seorang Islam. Jarang shalat. Datanglah Si B dan menganggap Si A tidak bisa shalat, tidak bisa menulis huruf Arab, tidak mampu membaca Al Qur’an dan bahkan menganggap Si A tidak memahami Islam. Padahal, Si A punya satu lemari penuh buku-buku tentang Islam dan itu merupakan koleksi yang dikumpulkan sejak bertahun-tahun dan semua sudah dibaca. Kekurangan Si A Cuma satu, yaitu jarang shalat. Namun, itu sebenarnya urusan Si A dengan Tuhan dan bukan uurusan Si A dengan Si B.

8.Objek pembicaraannya melompat-lompat dari satu hal ke hal lain dengan cepat

Si A suka bergaul dan berbicara satu topik tertentu sampai selesai. Miisalnya membahas soal Ahmadiyah. namun, Si B menangggapinya berlompat-lompat. Dari bicara soal Ahmadiyah, pindah ke soal gosip Wikileaks, pindah ke kasus Bank Century, pindah ke masalah sumber daya alam,dll. Padahal, masalah Ahmadiyah belum dibahas secara tuntas.

9.Kalau tidak mengerti, enggan untuk bertanya

Si A itu jujur. kalau tahu dia akan berbicara. kalau tidak tahu dia diam atau mengatakan tidak tahu atau bahkan bertanya. Namun, suatu saat Si B datang ke rumahnya. Karena sahabat karib, Si B pun menginap. Esok harinya, Si B memasak sendiri menggunakan rice cooker, yaitu menanak nasi. Hasilnya, jadi bubur, sebab kebanyakan air. Si B sebenarnya tidak tahu bagaimana caranya menanak nasi, tapi tidak mau bertanya karena malu kalau dianggap tidak tahu.

10.Bersikap snob (sok tahu, sok mengerti dan sok pandai)

Si A punya prinsi, hanya mengatakan atau menulis suatu artikel berdasarkan fakta, kemudian dibuat analisa. Si A tak akan membuat artikel yang dia tak pahami. datanglah Si B. Dia mengritik artikel psikologi yang ditulis Si A. Katanya, psikopat nggak begitu ciri-cirinya. Lalu memberikan argumentasi yang dikarang-karang sendiri. Padahal, artikel Si A berdasarkan pendapat pakar psikologi Prof.Dr. Hare yang terkenal dalam bukunya yang berjudul “Without Conscience”.

Termasuk psikopat

Orang yang memiliki ciri-ciri uper tersebuut sebenarnya bisa digolongkan menginap psikopat ringan karena tak sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku. Psikopat ringan bukanlah kelainan jiwa atau penyakit jiwa, melainkan kelainan kepribadian atau penyakit kepribadian. Meskipun demikian,psikopat ringan merupakan “pintu masuk” ke kelainan jiwa dan penyakit jiwa.

Solusi

Untuk menghadapi orang yang kuper dengan ciri-ciri di atas cukup dengan mengalah dan mendiamkan saja. Sebab, jika dibantah atau diberitahu, dia justru akan tersinggung dan semakin merasa dirinya paling hebat. Namun pada saatnya yang tepat, saat dia ada tanda-tanda menerima pendapat orang lain, maka pencerahan layak kita lakukan. Namun, kalau kita sudah kenal akrab, kita boleh langsung memberikan pencerahan. Tentu, melalui komunikasi yang efektif.

Sumber foto: daffodilmuslimah.multiply.com

Hariyanto Imadha

Pengamat perilaku

Sejak 1973


Tanggapan

  1. apa kuper it bisa d ubah?!
    klo bs gmana cara a??

  2. ciri ciri kuper itu kebanyakan di alami oleh orang yang moncongnya blong kaya moncong nya si bencong olga. Dan satu lagi, orang kuper itu dengki nya setengah mati. Pokoknya semua akhlak buruk ada di kuper. Namanya aja kuper,gimana sih.

  3. hahaha itu semua salah……… ciri2nya seolah-olah memojokkan….. Saya tau karena saya juga termasuk anak2 “kuper”…. Psikologi memang tahu masalah ini, tetapi saya sebagai penderita “Lebih Tahu”……

  4. Kalian jangan salah pikir,orang kuper tuh jarang bergaul karena dia nggak suka cara orang lain berpikir,saya kurang suka sama orang sok gaul belagak paling hebat dan paling tahu, mending pikir dulu dehh sebelum ngomong, saya juga sering sholat ke masjid,tapi saya kurang suka sama anak masjid yang bilang saya aneh.

  5. ada yg menarik dalam contoh, dilemari seabrek buku Islam dibaca, tapi tdk pernah sholat? dinasehati juga ga mau ,..aneh,…tersirat…

  6. This is an old post but meh who care

    Maaf, tapi menurut gue post-nya berasa terlalu memojokan dan pada akhirnya gak ada solusi jelas.
    Kalo menurut gue penyebab orang ‘Kuper’ itu bisa beda2. Ada orang yang jadi gitu karena penakut dan gampang nervous, tapi memang ada juga orang yg narsistik dan ciri-cirinya itu yg kaya lo jelasin tadi.
    Jadi kalo menurut gue ‘kuper’ itu bukan personality trait, tapi lebih ke…. masalah sosial?? Idk.
    Dan kalo menurut gue orang kuper bisa jadi sosiopat, tp gak semua kaya gitu. Bisa jadi mereka menderita anxiety disorder.
    Long post, sorry.

  7. kampret ni informsasi. saya kuper tapi gak gitu gitu amat ! gak ada solusi ! payah ! gak jelas !

  8. temen gwe jga kuper asli. dan gwe yg paling knal bgt sma dia. tapi sifatnya gak kaya di atas. malah sebaliknya…

  9. WHAT ARE YOU TALKING ABOUT HAH? Tulisannya terlalu memojokkan!

  10. punya seabrek buku islam, dibaca tapi ga sholat, apa maksud penulis nih?

  11. mungkin kalo anda hanya mensurfai satu orang saja benar adanya. tapi jelas monoton.
    kuper dan sok tahu
    itu lebih dihayati kalo si pengamat si kuper sendiri. tapi kupernya tidak se wah yg di contohkan.

  12. Apaaaaaaa gak semua orang kuper kayak gitu tau justru yang aku rasa ketika aku kuper aku tuh jadi orang ya g culun,kesepian,ingin menjadi teman setia yang bisa diandalkan kapan aja yang penting bisa bermanfaat bagi org lain,berharap dipanggil terlebih dahulu oleh orang lain ,polos karena ga tau apa2,

  13. Sedih gw abis baca cerita ini sikap orang kuper tuh serba negatif😢😥😢😢😥😢😢


Semua komentar otomatis akan dihapus

Kategori