Oleh: psikologi2009 | Maret 5, 2012

PSIKOLOGI: Mengubah Mindset yang Keliru Tidak Mudah


SAYA tertarik dengan pertanyaan seorang Facebooker:” Bagaimana cara mengubah mindset yang keliru dari orang lain?”. Sebenarnya jawabannya ada pada artikel saya berjudul “Meluruskan Logika yang Bengkok Memang Butuh Waktu”. Artikel ini hampir sama, tetapi ada perbedaannya. Di sini ada subartikel tentang bagaimana cara mengubah mindset yang keliru, yang tidak ada dalam artikel saya yang sejenis.

Contoh mindset yang keliru

Contoh 1:
Ketika saya kuliah di Fakultas Sastra UI, ada seorang sahabat (jurusan lain) yang punya pendapat, bahwa Tuhan itu tidak mungkin satu.

Sahabat: Menurut keyakinan saya, tidak mungkin Tuhan itu hanya satu. Tuhan pasti banyak.
Saya: Kenapa Anda punya keyakinan seperti itu?
Sahabat: Coba, berapa milyar bintang di langit? Apakah satu Tuhan mampu mengurusi semua binttang itu? Tidak mungkin. Pasti ada Tuhan khusus yang mengurusi bintang.
Saya: Apa lagi?
Sahabat: Berapa milyar jumlah manusia di bumi? Tentu, satu Tuhan saja tidak mungkin. Pasti ada Tuhan yang khusus mengurusi manusia/
Saya: Apa lagi?
Sahabat: Pasti, ada Tuhan yang khusus mengurusi neraka dan khusus mengurusi sorga, khusus mengurusi planet-planet.

Akhirnya, saya mencoba memberikan pencerahan, bahwa ada tiga macam logika. Yaitu Logika Tuhan, Logika Alam dan Logika Manusia.

Logika Tuhan
Logika Tuhan adalah logika yang hanya dimiliki Tuhan di mana logika manusia tidak akan mampu meenganalisanya. Misalnya, nyawa itu bentuknya bagaimana? Bagaimana hakekat ruang dan waktu itu? Langit yang tak terbatas itu bagaimana? Kemampuan Tuhan sejauh mana? kapan datangnya Kiamat Qubro. Semuua iitu hanya Logika Tuhan yang bisa memahami. Otak manusia tak mampu berlogika “secanggih” itu.

Logika alam
Yaitu logika berdasarkan hubungan antara sebab akibat. Misalnya, banjir, ada sebabnya. Korupsi, ada sebabnya. Orang menjadi snob (sok tahu,sok mengerti,sok pintar) ada sebabnya. Orang yang suka mencela pendapat orang lain, ada sebabnya. Panas atau dingin ada sebabnya. dan hubungan sebab akibat tersebut merupakan hubungan yang pasti.

Logika manusia
Logika manusia terbatas pada kemampuan otak yang jumlahnya hanya satu juta sel. Manusia adalah mahluk yang tidak sempurna (jika dibandingkan Tuhan ataupun malaikat). Logika manusia bisa salah bisa benar. Logika manusia dipengaruhi oleh banyak faktor. Antara lain faktor lingkungan, faktor IQ, faktor banyaknya pengetahuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Faktor persepsi atau sudut pandang. Faktor proses pengambilan kesimpulan. Logika manusiapun ada dua macam, yaitu logika umum atau logika spekulatif dan logika referensi atau logika akademika yang harus dipelajari di fakultas filsafat.

Sahabat: Jadi? Maksudmu apa?
Saya: Ya, logika kita adalah Logika Manusia. Kita tak bisa mengukur Tuhan sesuai dengan Logika Manusia. Manusia bisa capek, Tuhan tak mungkin capek. Kemampuan manusia terbatas, kemampuan Tuhan tak terbatas. Tuhan itu hanya satu dan mempunyai kemampuan yang luar biasa tak terbatas. Jadi, jangan diukur atau dibandingkan dengan kemampuan manusia. Logika manusia tak mampu bicara tentang kemampuan Tuhan.

Unttuk mengubah mindset yang keliru itu, saya membutuhkan waktu 6 (enam) bulan, yaitu dengan cara dialog, tanya jawab dan memberikan penalaran-penalaran yang benar. Akhirnya, pada bulan keenam dia baru yakin kalau Tuhan itu hanya satu.

Contoh 2:
Pengurus dan penganut Ahmadiyah, tentu punya mindset bahwa ajarannya 100% benar.

Contoh 3:
Para teroris yang beranggapan bahwa membunuh orang Amerika itu berpahala dan dijamin masuk sorga. Mereka tentu sulit mengubah mindset yang demikian.

Contoh 4:
Para sarjana yang menyandang gelar Ir, Drs,Dra,BcHk atau sarjana yang memakai dua gelar S1 dan S2 sekaligus, tentu punya mindset bahwa apa yang mereka lakukan adalah merupakan hal yang benar.

Contoh 5:
Hampir 99% orang Indonesia punya mindset bahwa motor tiga roda, hanya untuk orang cacat. Bahkan mindset yang keliru juga dimiliki banyak polisi. Bahkan mereka yang sarjanapun punya mindset yang demikian.

Apa sebab orang bisa punya mindset yang keliru?

-Tidak mempunyai kemampuan untuk memahami suatu masalah
-Sedikitnya pengetahuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki
-Cara berpikir yang dogmatis-pasif, yaitu enggan menerima pendapat yang berbeda
-Karena guru/dosen/ustadz/orang lain (yang berwibawa) yang memberikan mindset yang keliru
-Tidak memiliki kemampuan berlogika yang logis dan benar
-Karena memiliki cara pandang atau persepsi yang keliru
-Besar kemungkinan karena IQ-nya di bawah rata-rata (under average)

Bagaimana solusinya?
Bagaimana caranya untuk mengubah mindset yang keliru? Tentu, butuh proses dialog dan pencerahan terus menerus dan dilakukan oleh orang yang ahli berkomunikasi, mampu melakukan persuasi dan memahami logika yang logis dan benar tanpa harus mengucapkan “Anda salah” dan “Saya benar”. Masalahnya, sulit mencari Sang Pencerah yang mempunyai kemampuan seperti itu.

Semoga bermanfaat

Hariyanto Imadha
Penulis Kritik Pencerahan
Sejak 1973


Semua komentar otomatis akan dihapus

Kategori