PSIKOLOGI: Tidak Ada Manusia Yang Sempurna

DI dalam kontek agama, manusia adalah mahluk yang paling sempurna di muka bumi ini. Namun di dalam kontek psikologi, manusia bukanlah mahluk yang sempurna. Tiap manusia mempunyai kelebihan maupun kekurangan. Oleh kaena itu, sesungguhnya manusia saling membutuhkan. Tidak ada manusia yang sanggup hidup di dunia ini.

Sisi positif sisi negatif

Ada yang mengatakan bahwa manusia adalah setengah setan dan setengah malaikat. Itulah ada manusia yang baik dan manusia yang tidak baik. Ada juga manusia yang semula baik kemudian menjadi tidak baik. Atau, manusia yang semula tidak baik menjadi baik. Semua tergantung banyak faktor.

Manusia positif

Manusia positif punya karakter suka mengamalkan ilmu, suka mengoreksi sebuah kesalahan, merupakan pemikir kritis (dalam arti positif),meupakan manusia yang kreatif dan inovatif. Suka memberikan pencerahan. Suka menolong, jujur, suka berkata apa adanya. manusia positif biasanya manusia yang cerdas.

Contoh di Facebook

Selalu memberikan komen-komen yang positif sesuai dengan maksud pembuat status

Manusia negatif

Manusia negatif pada umumnya berperilaku negatif. Mudah menyalahkan pendapat orang lain, tidak mampu menghargai pemikiran maupun hasil krativitas orang lain, bersikap snob )sok tahu,sok mengerti , sok pintar, sok suci dan sok-sok lainnya). Sulit menerima pendapat orang lain yang benar, suka ngeyel, suka mempertahankan pendapatnya sendiri yang sebenarnya salah. Kalau tidak mengerti tidak mau bertanya. Suka mencela.Suka menyerang pribadi orang lain.

Contoh di Facebook

Selalu memberikan komen-komen yang negatif yang selalu mengambil posisi bertentangan dan bernada menyalahkan status

Manusia positif dan negatif

Namun kebanyakan manusia mempunyai dua sisi, yait sisi positif dan negatif. Cuma, ada yang menonjol positifnya, ada juga yang menonjol negatifnya.

Contoh di Facebook

Memberikan komentar yang seimbang, baik positif maupun negatifnya dengan agumentasi yang masuk akal dan didukung logika yang benar dan berdasarkan fakta serta cara berpikir yang luas.

 

Berkepribadian ganda

Seseorang bisa mengalami posis berkepribadian ganda manakala sisi positif dan negatifnya berimbang. Sewaktu-waktu dia merupakan manusia yang baik. Tetapi, dalam hitungan detik bisa berubah menjadi manusia yang jahat. Hari ini suka beramal, besok tiba-tiba menjadi seorang yang kikir.

Contoh di Facebook

Terkadang memberikan komentar psitif, terkadang memberikan komentar negatif. Padahal, komentar positif maupun negatifnya belum tentu benar.

Manusia outsider

Yait manusia yang selalu melihat sisi negatif menurut pandangannya. Selalu membandingkan orang lain dengan dirinya yang lebih hebat. Apapun yang dikatakan dan dilakukan orang lain menurutnya adalah salah. Tanpa menyadari bahwa sesungguhnya dirinya juga mempunyai kelemahan. bahkan mungkin mempunyai banyak kelemahan yang tak pernah disadari ataupun diakuinya.

Contoh di Facebook

Lebih suka memberikan komentar yang bernada menggurui, sinisme dan snob. Lebih suka menyerang atau mencela pembuat status.

Manusia insider

Yaitu manusia yang selalu melihat pada dirinya sendiri. Selalu mencari kekurangan yang ada pada dirinya dan kemudian berusaha untuk memperbaiki atau menyempurnakan. Selalu mencari kekurangan dan kemudian melakukan langkah-langkah yang lebih baik.

Contoh di Facebook

Selalu bertanya karena baginya dengan bertanya akan menambah pengetahuan dan bisa memperluas cara bepikirnya. Sebab, baginya, pendapat orang lain akan diambil sisi-sisi positifnya untuk menutupi  atau menyempurnakan kekurangan yang ada pada dirinya.Baginya, semakin banyak pengetahuan yang diperoleh dari orang lain, maka dia semakin banyak bahan yang bisa dipertimbangkan secara nyata.

Kesimpulan

Jadi, jika Anda seorang pejabat, sarjana, ustadz, ulama, pendeta, ilmuwan, novelis, sastrawan, dosen, rektor, gubernur, lurah ataupun apapun jabatan Anda,apapun predikat yang Anda miliki, sebaiknya menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Semua manusia punya kelebihan dan kekurangan. Semua manusia sesungguhnya saling membutuhkan.

Semoga bermanfaat

 

Hariyanto Imadha

Pengamat Perilaku

Sejak 1973