Oleh: psikologi2009 | Mei 18, 2012

PSIKOLOGI: Lady Gaga dan Gimmick

BERITA terhangat minggu-minggu ini adalah pro-kontra rencana kedatangan Lady Gaga ke Indonesia. Baik yang pro maupun yang kontra masing-masing punya argumentasi masing-masing. Dan kalau sudah ada pro-kontra, maka efek dominonya yaitu semua orang ikut berbicara tentang Lady Gaga, termasuk di Twitter, Facebook dan lain-lain. Apalagi, belum ada kepastian tentang rencana kedatangan Lady Gaga. Semua berspekulasi.

Garin Nugroho dalam sebuah kesempatan di Novotel, Bogor mengatakan, masyarakat Indonesia adalah masyarakat gosip. Bukan masyarakat data. Jadi lebih percaya gosip daripada data atau angka (http://umum.kompasiana.com/2009/07/02/rela-bohong-demi-marketing-gimmick/).

Apa yang dikatakan Garin Nugroho bisa penulis hubungkan dengan heboh soal rencana kedatangan Lady Gaga. Ada sebuah pendapat yang menarik. Mereka mengatakan bahwa semua kehebohan itu hanya merupakan “gimmick”.

A.Apakah gimmick itu?

Secara umum gimmick sama saja diartikan sebagai kebohongan atau kabar burung yang belum tentu benar dan tentu salah. Yang pasti yang ditonjolkan adalah kebohongannya.

B.Gimmick sebagai strategi promosi gratis

Betul kata Garin Nugroho, masyarakat kita adalah masyarakat gosip. Bahkan perlu penulis tambahkan, di sambing suka gosip, suka bersikap reaktif. Tanpa didukung data dan fakta yang terjadi di negara Indonesia.

Beberapa contoh:

1.Kabarnya, Lady Gaga adalah pemuja setan.

Apakah kita punya data di Indonesia, bahwa Lady Gaga pemuja setan?

2.Kabarnya,kalau Lady Gaga datang ke Indonesia, bisa merusak moral bangsa.

Apakah kita punya data bahwa kedatangan Lady Gaga bisa merusak moral bangsa Indfonesia?

3.Kabarnya, ada beberapa lagu Lady Gaga yang dianggap menghina agama.

Apakah kita punya data (di Indonesia) bahwa Lady gaga menghina agama di Indonesia?

4.Kabarnya, Lady Gaga atraksinya mengumbar erotisme, pornografi dan pornoaksi.

Apakah kita punya data bahwa Lady Gaga telah melakukan atraksi eriotisme,pornografi dan pornoaksi?

Semua itu semuanya adalah: “asumsi”,”anggapan”,”kekhawatiran”,”prasangka”,”gosip”,”kabar burung” sebab semua itu data-datanya ada di luar negeri dan tidak ada di Indonesia.Nah, gosip itu memang bisa dipelihara sebagai sarana promosi gratis agar orang semakin banyak yang tahu kalau Lady Gaga akan datang ke Indonesia dan diharapkan semua tiket yang harganya akan terjual habis.

C.Bisa saja diijinkan

Bisa saja kehadiran Lady Gaga diijinkan bermain di Indonesia. Tentu, dengan berbagai syarat yang harus dipatuhi panitia penyelenggara pertunjukan Lady Gaga. Juga harus dipatuhi oleh Lady Gaga dan segenap crew-nya.

D.Bisa saja dibubarkan

Jika panitia dan Lady Gaga tidak melanggar semua persyaratan, bisa saja pertunjukan dilanjutkan.Tetapi jika terbukti, panitia atau Lady Gaga melakukan pelanggaran, bisa saja pertunjukkan dibubarkan tentunya sebelumnya diberikan peringatan terlebih dulu.

E.Kesimpulan

Terlepas dari pro-kontra. Terlepas dari diijinkan atau tidak.Terlepas dari panitia dan Lady Gaga mematuhi atau tidak mematuhi persyaratan. Itulah gambaran dari arti kata “gimmick”. Yaitu strategi promosi gratis yang memanfaatkan peristiwa di luar negeri, tetapi belum ada faktanya di Indonesia dan memanfaatkan perilaku orang Indonesia yang suka gosip dan reaktif. Unsur psikologi-promosinya cukup mendominasi.

Hariyanto Imadha
Pengamat Perilaku

Sejak 1973.


Semua komentar otomatis akan dihapus

Kategori